Grafik diatas merupakan perbandingan proses kompresi. Jika perbandingan itu digambarkan secara grafik, ketiga proses kompresi
itu tampak seperti gambar di atas. Dari kurva diatas proses kompresi isotermal paling landai dan disusul
proses politropik dan terakhir proses adiabatik. Jadi adiabatik menunjukkan
kurva yang paling curam (terjal). Hal ini penting dan berguna dalam
menggambarkan beberapa proses yang terjadi secara berulang (siklus).
Proses-Proses Kompresi
Kompresi
gas idealnya dapat diwujudkan dalam tiga cara yaitu isotermal, adiabatik dan
politropik. Ketiga proses itu dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Kompresi
Isotermal
Kompresi pada hakikatnya memberikan energi mekanik, yang kemudian
tersimpan di dalam gas. Karena energi itu kekal, energi ini disimpan juga dalam
bentuk panas selain energi tekanan. Semakin besar energi yang diberikan,
semakin besar pula kenaikan temperaturnya. Untuk menjaga agar temperatur tetap,
proses ini harus didinginkan. Di sinilah berlaku proses isotermal, yakni T =
konstan atau:
pV = Tetap
Sehingga:
P1v1 = P2v2 dan P1/P2 = V2/V1
Prose isotermal ini cukup ideal, jadi dalam kenyataannya sulit dicapai.
Panas yang dihasilkan cukup cepat dan besar. Di sinilah sulitnya menjaga
temperatur tetap.
2) Kompresi
Adiabatik
Kompresi isotermal memerlukan pembuangan panas agar temperatur konstan.
Dalam kompresi adiabatik justru sebaliknya; agar tidak ada panas yang terbuang.
Proses akan berlangsung secara adiabatik sempurna jika tidak ada panas yang
terbuang sedikit pun. Untuk itu agar proses berjalan adiabatik, sistem harus
diisolasi. Karena tidak mungkin kita dapat mengisolasi sistem secara sempurna,
kita tidak akan dapat memperoleh proses adiabatik yang sempurna pula. Jadi
proses ini pun ideal, hanya dalam kajian teoritis belaka. Panas yang tertahan
pada proses adiabatik menyebabkan tekanan gas naik lebih tinggi (pada volume
yang sama) dibanding proses isotermal. Tekanan itu lebih tinggi karena ada
kenaikan temperatur. Temperatur tersebut naik karena energi kompresi akan
tersimpan dalam sistem sebagai energi dalam (internal energi). Kenaikan
temperatur ini sebanding dengan kenaikan energi dalam yang juga sebanding
dengan kerja yang diberikan pada sistem dengan persamaan :
Pvk = tetap
di sini k adalah perbandingan antara kapasitas panas pada tekanan
tetap dengan kapasitas panas pada volume tetap, k = cp/cv.
Jika k = 1 persamaan di atas menjadi persamaan untuk proses isotermal.
Persamaan di atas tadi dapat dituliskan sebagai:
p1v1k = p2v2k
P2 = P1
Bisa bandingkan dengan proses isotermal. Karena di sini k > 1
dan pada proses kompresi volume mengecil, yakni v1/v2 > 1, kita akan
memperoleh p2 lebih besar dari pada proses isotermal (k = 1).
3) Kompresi
Politropik
Kita maklum bahwa kedua proses di atas tadi merupakan proses ideal yang
kenyataannya sulit dicapai. Kita sulit mencapai isotermal karena ada kenaikan
temperatur dan juga kita sulit mencapai adiabatik karena ada panas yang
berpindah (keluar). Jadi proses yang terjadi sesungguhnya adalah proses di
antara keduanya, terjadi kenaikan temperatur dan juga ada panas yang keluar
yang disebut sebagai proses politropik. Jadi proses ini menggunakan
persamaan seperti untuk proses adiabatik hanya harga k diganti dengan n
yang nilainya berada di antara 1 dan k atau 1 < n < k:
p1v1k = p2v2k
P2 = P1
Jika diperbandingkan, ketiga proses kompresi itu tampak seperti pada
tabel di bawah. Di sini digunakan udara dengan k=1,4, dan untuk proses
politropik digunakan untuk pemisalan n=1,2.
Perbandingan proses kompresi
No comments:
Post a Comment